Khotbah Minggu, 10 Juni 2018 (Ibadah Nuansa Muda)

Kotbah INM 10 Juni 2018
Bacaan : Markus 3:20-35
Inti Kotbah:
Isi : Pengajaran Yesus
Perikop Markus 3:20-30
- Yesus tetap tenang dalam menghadapi fitnah
- Yesus memakai kesempatan ini untuk mengajar dan memberitakan Kebenaran
- Yesus mengerti pembelaan Allah ketika Yesus difitnah
Perikop Markus 3:31-35
- Yesus sangat menghargai KeluargaNya
- Yesus menempatkan kita sebagai bagian dari keluargaNYA
- Menjadi keluarga Yesus ditentukan dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah
Saudara yang terkasih
Ada dua perikop yang kita baca dan memberi pelajaran penting bagi kita.
Pada perikop pertama (ayat 20-30) kita belajar bagaimana Yesus menghadapi Fitnah.
Yesus sendiri yg adalah Tuhan di atas segala Tuhan, Raja di atas segala Raja, Yesus sendiri difitnah. Padahal Yesus melakukan hal yg benar dan baik, Yesus menyembuhkan orang yg sakit, Yesus bebaskan orang yg terikat/terbelenggu dengan Kuasa kegelapan. Tetapi apa yg terjadi? Orang-orang Farisi, ahli-ahli taurat dan orang-orang banyak memfitnah Yesus dan berkata,”Yesus menyembuhkan orang dengan memakai Beelzebul, dengan lain kata mereka menganggap Yesus melakukan penyembuhan dengan memakai penghulu setan!”
Dan yg menarik perhatian saya di sini, Yesus tidak terganggu. Kalau Yesus saja difitnah, siapa kita yg meminta pengecualiaan agar kita bebas dari fitnahan?” Kalaulah kita difitnah, kita marah sama Tuhan, dan berkata,”Tuhan, hati saya luka, sakit, bayangkan bahwa saya sudah berbuat baik, bayangkan bahwa saya sudah melayani, tiba-tiba saya difitnah!” Saudaraku, kita belajar supaya kita besar hati, Kalaulah Yesus saja difitnah, apalagi kita?
Kalau kita siap menjadi murid Yesus, berarti kita siap berkata,” Tuhan, walaupun orang memfitnah saya, sejauh saya buat yg benar, saya tahu bahwa Allahlah yg akan membela saya, haleluya!
Lalu Pelajaran apa yg dapat kita lihat, bagaimana Yesus menghadapi fitnah:
1. Yesus tetap tenang dalam menghadapi fitnah
Meskipun keluarga Yesus dan orang-orang di sekitarNYA gelisah, dikatakan pada ayat yg ke-21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.
Jadi, bisa kita lihat bahwa orang-orang menganggap Yesus sudah tidak waras lagi. Orang-orang menuduh Yesus kerasukan Beelzebul, dan keluargaNYA panik. Maria sebagai ibuNYA, dan saudara yg lain merasa, lho...kenapa ini? Koq dikatakan Yesus sudah tidak waras? Koq dikatakan Yesus kerasukan Beelzebul?
Keluarga Yesus berpikir, kita ambil saja Yesus daripada mereka. Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, Yesus tetap tenang, Yesus tidak marah dan tersinggung. Yesus tidak coba balas yg jahat dengan yg jahat. Atau tantang mereka,”siapa itu yg ngomong/buktikan siapa yg lebih benar daripada kita?” Saudaraku yg kekasih dalam Tuhan, bila kita menghadapi fitnah, hal pertama yg harus kita buat adalah: tetap tenang. Janganlah mencari dukungan yg menurut saudara dapat mendukung saudara, karena hal itu akan membuat saudara bertambah marah, membuat saudara lebih kuat, dan berusaha menyerang orang yg memfitnah saudara.
Yesus tenang, meskipun saudaranya gelisah. Karena Yesus tahu bahwa IA berjalan di jalan Kebenaran. Orang berbicara apapun, Allah yg akan menyatakan Kebenaran itu. Jadi, hal pertama saat kita menghadapi fitnah, adalah: tetap tenang seperti Yesus. Kalaulah Yesus saja menghadapi fitnah, kenapa kita harus lari dari fitnah, kenapa kita harus menangis di tengah-tengah fitnahan yg terjadi, kenapa kita mesti kecewa? Mungkin saudara sedang berada di tengah-tengah fitnahan, dan saudara berkata,”pendeta engga ngerti perasaan saya sih?” Sedih sekali, hati saya hancur sekali, makanya air mata saya mengalir.
Sebagai hamba Tuhan, kembali saya mau ingatkan kehidupan Yesus, IA melayani, IA menyembuhkan, orang bilang bahwa IA kerasukan setan, Yesus engga waras. Secara manusia, hatiNYA sakit. Secara manusia ada air mata dalam hatiNYA, tetapi Yesus tetap tenang. Mengapa IA tetap tenang? Karena Kebenaran selalu dibela oleh Allah sendiri.
2. Yesus memakai kesempatan ini untuk mengajar dan memberitakan Kebenaran
Kita lihat pada ayat yg ke-23Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Jadi, pada saat Yesus difitnah, Yesus tidak pakai saat itu untuk marah/berontak/lari dari kenyataan. Tetapi, Yesus memakai kesempatan itu untuk mengajar.
Semua orang ingin dengar, apa reaksi Yesus saat IA dituduh kerasukan iblis beelzebul. Yesus tidak menanggapinya, tetapi Yesus pakai kesempatan itu untuk mengajar, membuka pikiran mereka dan berkata,”iblis tidak dapat mengusir iblis.
Yesus berkata,”kalau Kerajaan saling menyerang, bagaimana mereka bisa bertahan? Yesus pakai kesempatan ini untuk mengajar, bukan pakai untuk membela diri / mengungkapkan perasaan serta kejengkelanNYA. Yesus pakai kesempatan ini untuk mengajar dan memberitakan Kebenaran. Waktu saudara difitnah, pakai kesempatan ini untuk menyatakan Kasih Allah, menyatakan betapa dahsyatnya Kuasa Allah, dan betapa kita berbeda dengan orang-orang lain.
3. Yesus mengerti pembelaan Allah ketika Yesus difitnah
Karena itu pada ayat yg ke-28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. 29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya.... Yesus tidak membalas/melawan, karena Yesus mengerti pembelaan Allah. Orang-orang yg melawan orang yg diurapi, Allah akan membela.
Saudara, bisa saja orang-orang memfitnah saudara, tetapi satu hal, jangan balas yg jahat dengan yg jahat. Tenang dalam menghadapi sesuatu, karena “God is in control”, Allah yg selalu mengendalikan segala sesuatunya, dan Allah akan membuktikan kemenangan bagi setiap orang yg berserah kepadaNYA.
Pada Perikop ke dua (ayat 31-35)
kita akan belajar tentang pandangan Yesus mengenai keluarga, bagaimana Yesus berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluargaNya sendiri. Hal ini menarik sekali untuk kita pelajari.
Kita lihat di Markus 3:31-35:
31Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. 32Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." 33Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" 34Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibuKu dan saudara-saudara-Ku! 35Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-KU laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Perikop ini tidak dapat dipisahkan dengan perikop sebelumnya yang juga telah kita baca tadi, dimana orang-orang menganggap Yesus tidak waras, dan dituduh kerasukan Roh Beelzebul. Sehingga keluarga Yesus panik, mungkin jengkel, marah. Karena anaknya dibilang gila/tidak waras. Dan ketika mereka datang sendiri, mereka melihat Yesus sedang mengajar, mereka pasti ingin ketemu dengan Yesus langsung pada saat itu.
Yesus saat itu sedang mengajar, IA hanya ingin menyampaikan pesan kepada IbuNya dan saudara-saudaraNya, tidak perlu mereka membela Yesus meskipun ia dituduh tidak waras/kerasukan setan. Karena Yesus tahu bahwa pelayananNYA jauh lebih penting daripada pembelaan. Banyak orang yg terus ribut untuk membela diriNya sendiri/menjaga martabatNya sendiri, sampai akhirnya ia sendiri jauh dari pelayanan. Karena Yesus tahu bahwa menyelesaikan tugas-tugas dari Tuhan jauh lebih penting daripada membela diri. Perdebatan-perdebatan tidak perlu kita lakukan, karena pembelaan kita sepenuhnya datang dari Allah sendiri.
Beberapa hal yg dapat kita pelajari dari ayat-ayat di atas:
1. Yesus menghargai keluargaNya
Yesus tidak mau keluargaNya menjadi repot, panik dan bingung karena semua masalah yg terjadi. Yesus menghargai keluargaNya, dan Yesus mau keluargaNya tetap akrab dan tenang menghadapi semua perkara. Nah, saudaraKu yg kekasih dalam Tuhan, apa yg Yesus lakukan untuk keluargaNya adalah contoh yg amat sangat baik untuk kehidupan kita. Kita harus kembali menghargai keluarga. Karena, ada banyak orang yg lebih menghargai hal lain daripada keluarga. Ada banyak orang yg lebih menghargai uang daripada anaknya, sehingga demi uang, ia tinggalkan tanggung jawabnya sebagai papa.
Sehingga seringkali sebagai papa, ia pergi pagi-pagi sekali ketika anaknya tidur, dan kembali pulang malam ketika anaknya sudah tidur kembali. Sehingga tidak ada waktu untuk anaknya. Walaupun itu ada waktu, hanya diisi dengan keributan dan amarah. Misal: anaknya minta tolong untuk menalikan sepatunya, lalu ia bentak,"masa pasang tali sepatu saja engga bisa, betulin sendiri, papa engga ada waktu!" Kadang kala anak saudara hanya butuh kasih, perhatian dan kehangatan seorang papa, ia hanya membutuhkan pelukan hangat dan kata-kata pujian.
Ketika anak saudara menunjukkan sebuah gambar, saat ia kelas 1 sd. Itulah saatnya sebagai seorang papa menunjukkan kasih sayang dan berkata,"ini anak papa yg pinter, bagus!" Tetapi, ada sebagian orang tua yg berkata,"ah...cuman gambar ini saja, koq...bikin sibuk papa!" Kadang kala suami tidak menghargai keluarga, istri tidak menghargai suaminya. Ada orang tua yg tidak menghargai anaknya. Anak tidak menghargai orang tuanya. Tetapi Yesus menghargai keluargaNYA. Di tengah kesibukannya, Yesus mau beritahu,"hei...jangan panik, orang mau ngomong apapun, Aku tetap ada di sini, karena pelayanan bagiKU jauh lebih penting, daripada mencari perdebatan dan pertentangan yg sia-sia!
2. Yesus menempatkan kita sebagai bagian dari keluargaNYA
Kita lihat pada ayat yg ke-33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Dengan lain kata, siapa yg menjadi bagian dari Keluarga Yesus, lihat pada ayat yg ke-34Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibuKu dan saudara-saudara-Ku! 35Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-KU laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Jadi, Yesus menempatkan kita semua orang percaya sebagai bagian dari keluargaNya. Bukankah itu sebuah berita yg sangat menarik. Dengan lain kata, kalau saya melakukan kehendak Allah, kalau saya mengerjakan Firman Allah, maka saya adalah bagian dari keluarga Kristus. Di kitab Roma dikatakan bahwa Kristus adalah menjadi yg sulung di antara kita. Sehingga Kristus bukan hanya menjadi sahabat buat kita. Tetapi Kristus menjadi kakak sulung kita yg selalu menolong kita, yg memahami kita, sekaligus menjaga dan membela kita. Saudaraku yg kekasih dalamTuhan, hidup Kristen adalah hidup yg akrab dan melekat dengan Tuhan.
3. Menjadi keluarga Yesus ditentukan dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah
Bukan persoalan berapa tahun saudara berada di gereja, bukanlah persoalan saudara lahir sebagai orang Kristen/bukan Kristen. Bukan persoalan saudara jadi majelis gereja/penatua/diaken. Tetapi ayat di atas dikatakan "Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-KU laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Artinya, menjadi Keluarga Kristus ditentukan dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah dan perintah-perintahNya. Bisa saja kita menjadi keluarga Kristen bertahun-tahun, tetapi kita tidak taat pada kehendak Allah dan hidup dalam dosa, penuh dengan kemunafikan dan keserakahan. Kita sering kali hidup dalam keegoisan, selalu ingin menang sendiri, dan merasa benar sendiri. Tetapi saudaraku yg kekasih, Yesus mengajarkan pada kita, kembali pada kelurga. Para suami yg tidak setia dengan perkawinan, anak-anak yg mulai lari dari Tuhan, para istri yg sudah engga tahan dengan sikap suami yg kasar. Kembali saya mau ingatkan, hargai keluarga.
Jangan pernah ada kata cerai dalam keluarga, jangan pernah ada bentakan, caci maki, dan kata-kata kotor dalam keluarga. Berilah waktu dan kasih sayang untuk Keluargamu. Ada waktu-waktu bersama dengan keluarga, menyatakan Kasih Tuhan, menyatakan cinta. Ada saatnya di mana engkau memeluk anak-anakmu dengan hangat, berbicara tentang Tuhan bagi mereka. Sediakanlah waktu yg khusus bagi anak-anakmu, bagi istrimu. Istri juga menyediakan waktu khusus bagi suamimu. Ingatlah, bahwa Yesus juga menghargai keluargaNya!
Ingat, bahwa Yesus menempatkan kita sebagai bagian dari keluargaNya! Kalaulah kita keluarga-keluarga Kristus, tidak ada alasan bagi kita untuk kecewa dan putus asa, tetapi kita bangkitkan iman kita dan berkata,"Sebagai Keluarga Kristus, Yesus bertanggung jawab buat hidup saya." Mungkin saat ini saudara sedang menghadapi tantangan dan persoalan. Tetapi, janganlah engkau kecil hati. Engkau berkata," Tuhan, saya engga tahan lagi!" Tetapi ingat, saat Yesus menghadapi tantangan yg berat sekalipun, Yesus tetap melaksanakan tugasNya, Yesus tetap melayani dan melakukan yg terbaik dan melakukan kehendak Allah.
Biarlah hari ini kita berkata,"Tuhan, masalah tidak dapat dipisahkan dari hidupku, tetapi saya tetap akan berjalan maju dan meraih janji Allah. Saya tahu bahwa Allah akan berjalan bersama saya dan saya akan meraih kemenangan bersama Yesus, haleluya