COVID-19, PERERAT PERSEKUTUAN, PERKUAT SOLIDARITAS

COVID-19, PERERAT PERSEKUTUAN, PERKUAT SOLIDARITAS
"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:35,39)
Covid-19 semakin meluas ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali kota-kota besar di Indonesia spt Jakarta dan beberapa kota di Jawa. Beberapa negara bahkan telah membuat kebijakan lockdown untuk mengurangi resiko persebarannya.
Gereja sebagai bagian dari masyarakat bangsa, menaruh peduli thd upaya antisipasi Covid-19. Dalam semangat kebersamaan dan demi memelihara kehidupan sudah semestinya kita bersehati menghadapi bencana ini. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan spt menjaga kesehatan tubuh dan melalukan proteksi penularan dengan berbagai cara kita maknai secara positip sebagai bagian dari upaya bersama utk saling peduli thd sesama dan orang-orang yang kita cintai.
Covid-19, mrpk pelajaran berharga bagi umat manusia untuk memenuhi "takdirnya" sebagai makhluk mulia, mahkota segala ciptaan yang mampu bekerjasama saling membantu, menjaga, melindungi, dan mengasihi. Tentu bukan hanya dg menjaga diri agar tidak terinveksi tetapi juga peduli terhadap sesama yang terinveksi dan rentan terinveksi karena berbagai alasan termasuk alasan ekonomi. Covid-19 selayaknya kita maknai sbg panggilan bagi semua untuk memperkuat solidaritas thd sesama.
Khusus bagi kebersamaan dlm kehidupan bergereja, Covid-19 menjadi mementum yang baik utk mempererat persekutuan. Ya, persekutuan dalam arti yang sesungguhnya. Tetap beribadah di gereja merupakan salah satu bentuk pernyataan kebersamaan utk saling mendukung, menguatkan, dan menopang. Meski berbeda dari biasanya, di mana mungkin perlu pemeriksaan oleh pengurus gereja, banyak himbauan utk pencegahan, bahkan tidak lagi ada jabat tangan atau cium kasih, semuanya itu tentu tidak mengurangi tujuan persekutuan. Sebaliknya, menyadarkan kita utk lebih dekat satu sama lain dengan saling menguatkan dan mendoakan. Bahkan dalam kebersamaan umat beriman, melalui ibadah di gereja kita ttp menyatakan eratnya tali persaudaraan melalui syafaat bagi keselamatan semua orang, termasuk warga gereja yang tidak dapat ikut ambil bagian dalam ibadah gereja karena sakit. Covid-19 selayaknya kita maknai sbg panggilan bagi gereja dan segenap warga gereja utk mempererat persekutuan melalui doa.
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Covid-19? Sekali-kali tidak!
Salam kasih dan ttp semangat.🌱
(auw)