Khotbah Minggu, 17 Juni 2018 pada Ibadah pkl. 07.00

Kotbah Minggu, Perjamuan Kudus, 17 Juni 2018
Oleh Pdt. Wisnu Tri Handayani, S.Si (dibawakan dalam bahasa Jawa)
Bahan Alkitab:
Yehezkiel 17: 22-24; Mazmur 92: 1-4; 13-16; 2 Korintus 5: 6-10 (11-13); Markus 4: 26-34
Tema: “Hidup Karena Kristus, Hidup untuk Kristus”
Tujuan:
- Umat percaya pada kekuatan dan kasih Tuhan yang tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia.
- Umat mau ikut terlibat dalam pekerjaan Tuhan di dunia.
Orang yang dipandang sebelah mata, ternyata memiliki kemampuan yang membuat orang membelalakkan mata. Namanya Kalpana Saroj. Ia lahir dalam kasta Dalits, kasta terrendah di masyarakat Hindu. Memang diskriminasi dilarang pemerintah. Namun, tidak demikian yang dialami Kalpana Saroj. Sejak kecil, ia tidak diperbolehkan minum dari sungai kaum Brahmin (kasta yang tertinggi), dan banyak orang melarang Saroj memasuki rumah mereka. Anak-anak dari kasta lebih tinggi memukulinya, bahkan para guru melarangnya ikut ambil bagian dalam beberapa kegiatan sekolah. Ia dianggap sampah.
Hidupnya makin sengsara. Saat berumur 12 tahun, ia dipaksa menikah dengan laki-laki yang lebih tua 10 tahun. Suami dan keluarga suaminya memukulinya. Enam bulan kemudian, ayahnya menyelamatkan Saroj dari siksaan keluarga suaminya. Namun, di desanya, para tetangga mengucilkannya karena pergi meninggalkan suaminya di kota. Tidak tahan dengan siksaan bertubi-tubi yang diterimanya, Saroj minum racun untuk mengakhiri hidupnya.
Kalpana Saroj berhasil diselamatkan. Ia pindah ke Mumbai untuk memulai hidup baru. Ia bekerja sebagai penjahit. Sebulan penghasilannya kurang dari sedolar. Ia mengambil pinjaman usaha dari pemerintah lalu membuka usaha furniture dan penjahit. Usahanya berkembang. Saroj mencoba terjun ke bisnis property. Ia sukses besar, bahkan sampai membangun pusat perbelanjaan.
Kemudian Saroj diminta untuk menyelamatkan perusahaan mesin baja yang di ambang kebangkrutan. Di tangan dinginnya, perusahaan yang hampir pailit itu berhasil diselamatkan dan bernilai 100 juta dolar lebih.
Selain sukses sebagai usahawan, Saroj juga berhasil membangun keluarga yang baru. Ia menyekolahkan anaknya di sekolah perhotelan. Ia bahkan membeli hotel khusus untuk anaknya itu.
Alkitab mencatat Tuhan justru memilih orang-orang yang tidak diunggulkan, lemah, dan dipandang sebelah mata. Misalnya, Tuhan memilih Daud, yang tidak masuk nominasi untuk menjadi raja. Dan terbukti, ia menjadi raja terbesar bangsa Israel. Ia memilih Yakub, seorang penipu dan pengecut. Dan Yesus tidak memilih orang-orang pandai, kuat, saleh dan berpengaruh untuk menjadi murid-Nya. Sebaliknya, Ia memilih orang biasa, pekerja kasar, bahkan para pendosa yang dijauhi orang untuk menjadi murid-Nya.
Tuhan memilih yang di luar ukuran dunia. Paulus mencatat: “… apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, … bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti” (1 Korintus 1: 27-28). Tujuannya supaya tidak ada orang yang menyombongkan diri di hadapan Allah. Sebab, semuanya karena kekuatan Allah, bukan kemampuan manusia.
Bacaan I, Mazmur dan Injil memakai perumpamaan benih dan pohon untuk menyingkapkan rahasia kekuatan TUHAN.
Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu diumpamakan seorang yang menabur benih. Tanpa sepengetahuan penabur, benih itu tumbuh dan berbuah banyak. Kerajaan Allah juga diumpamakan seperti biji sesawi yang sangat kecil. Tidak ada orang yang sengaja menanam sesawi. Biji ini tidak bernilai. Setelah tumbuh, sesawi itu jadi pohon tempat hewan-hewan bernaung. Kontras sekali dengan keadaannya sewaktu masih berupa biji.
Kedua perumpamaan ini menggambarkan cara Allah menghadirkan KerajaanNya di dunia. Mulai dari sesuatu yang kecil, rapuh, kelihatan lemah dan tidak berarti. Namun, ada kekuatan misterius yang menggerakkan apa yang kecil itu. Sekali ditabur, tidak ada yang dapat menghentikan benih itu untuk bertumbuh, berbuah, menyebar, dan bertambah banyak. Sampai ia menjadi berkat bagi makhluk hidup lainnya.
Yehezkiel menyampaikan janji TUHAN. JanjiNya berbentuk perumpamaan. Ia akan mengambil sebuah carang pohon aras dari pucuk yang masih muda. Lalu, carang itu ditanamNya di puncak gunung Israel. Carang itu bertumbuh, berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat. Segala makhluk bernaung di bawahnya.
Yehezkiel bernubuat di pembuangan. Saat umatnya putus asa. Israel memang bangsa yang berdosa. Namun, TUHAN tetap mengasihi bangsa yang berdosa ini. Ia akan membentuk umat yang baru. UmatNya ini akan hidup sesuai dengan maksudNya, yaitu menjadi berkat bagi segala yang hidup.
Isi beritanya, TUHAN itu maha kuasa. KuasaNya tidak bisa dibatasi oleh kegagalan umatNya. Begitu juga kasihNya. KasihNya tidak bisa dibatasi oleh dosa yang diperbuat manusia. TUHAN mampu meninggikan atau merendahkan, menghidupkan atau menghancurkan. Semua karena kekuatan dan kasihNya, tidak bergantung pada kemampuan manusia, untuk hidup benar, untuk hidup suci.
Pemazmur menaikkan syukur dan puji-pujian kepada TUHAN. Sebab, kasih dan kuasaNya membuat orang benar bertunas seperti pohon aras, tumbuh subur seperti pohon korma. Pada masa tua pun, orang-orang benar ini akan terus berbuah dan segar. Pohon aras melambangkan kekuatan. Pohon korma melambangkan pertumbuhan yang baik, kelurusan, kemenangan.
TUHANlah yang membuat orang-orang benar itu kokoh, menang, tahan lama dan terus menjadi berkat. Bisa jadi, kita merasa frustasi. Menanggung beban dosa. Jangankan jadi berkat, hati ini malah bertanya, apa ya Tuhan masih mau terima saya. Atau merasa diri kecil. Siapalah aku ini? Hanya bisa mendoakan orang sakit. Hanya bisa menangis dengan orang yang susah. Atau apalah GKJ Tanjung Priok itu? Hanya bisa memberi nasi bungkus dengan lauk sederhana. Hanya bisa memberi pelayanan kesehatan untuk penyakit-penyakit ringan. Hanya bisa memberi satu/dua rupiah untuk warga yang membutuhkan. Bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa.
Hari ini Tuhan menyampaikan Kabar Baik, bahwa kuasaNya, kasihNya melampaui segala masa lalu kita, yang paling hitam sekalipun. Bahwa, Ia memilih yang kecil, lemah, rapuh, tidak berarti untuk menunjukkan kekuatanNya yang besar.
Amin.